Skip to main content

BUAH ROH - PENGUASAAN DIRI

Amsal 25:27-28; 1 Petrus 5:5-7



Apa yang menjadi masalah di sini?

Dalam kebiasaan kerja
Ada orang yang disebut Attention Deficit Traits (Kecenderungan Kurang Perhatian) -- karena banyak sekali yang dikerjakan, bangga dengan kemampuan multi-tasking (melakukan berbagai pekerjaan dalam waktu yang sama). Sering disebut gila kerja.
di sisi lain ada yang sebentar-sebentar "ngaso dulu", "ngopi dulu" atau "merokok dulu". Lebih banyak istirahatnya daripada kerja.

Dalam kebiasaan makan
Kitab Amsal mengingatkan sedikit madu bermanfaat, tetapi kelebihan madu bisa menimbulkan sakit gula. Demikian juga makanan, ada yang tidak bisa mengendalikan nafsu makan. Tetapi ada juga yang begitu takut gemuk dan tidak mau makan, setiap makan dimuntahkan -- bulimia. 

Dalam kebiasaan olah raga
Akhir-akhir ini ada tren menjaga kebugaran tubuh. bersepeda, yoga, lari, dsb.. ada yang terobsesi berolah-raga,  seperti Bams Samson, katanya kena kanker kulit dan otot. Ada juga yang sakit otot-otot karena di rumah saja dan mager (malas bergerak). 

Apa yang menjadi masalah di sini?

Kitab Amsal mengingatkan jangan terlau suka memuji atau membual tentang diri sendiri. Di sisi lain ada juga yang selalu kunjungan rutin ke situs-situs terlarang. ada juga yang tidak mampu mengendalikan lidah -- tidak mampu membedakan antara informasi dan gossip--pokok doa dan gossip! 

Gaming? Social Media? Tiktok....?

Di sinilah kita butuh penguasaan diri. Sembilan cita rasa Roh yang disebut Paulus di Galatia, yang menjadi karakter seorang murid Yesus -- jika hanya delapan: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan yang kita miliki masih belum cukup. (tentu masih ada cita rasa Roh lain yang bisa kita temukan dalam Alkitab). Tidak ada yang lebih penting, tetapi semua saling melengkapi. 

Tidak mungkin kita mengasihi orang lain, kalau kita sendiri tidak bisa menguasai diri, mengasihi diri sendiri. Tidak mungkin kita bisa bersabar, kalau kita tidak mampu menguasai 'kerakusan kita'. 

MENGUASAI DIRI: 3T
1. Tahu PORSI yang benar dan pas
2. Tahu mana "TITIK KESEIMBANGAN"
3. Tahu BATAS (boundary)

2 Petrus 1:3-8 mengingatkan kepada kita untuk memiliki penguasaan diri, kita juga perlu dibekali pengetahuan. Ketika Roh Kudus hidup dalam kita, IMAN mulai bertunas, dan kita perlu dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan atribut-atribut yang diperlukan untuk bertumbuh dalam 'kepenuhan Kristus' yaitu mampu mencintai semua orang dengan kasih Allah.

Untuk: TahuPorsi yang benar dan pas, tahu Titik Keseimbangan, Tahu Batasan--kita memerlukan pengetahuan -- menjadi oximeter (alat ukur bagi kita) apa yang patut dan berkenan kepada Tuhan. Sehingga kita tahu kapan harus STOP, kapan harus NGEGAS, dan kapan harus menyesuaikan diri (ADJUST).

Pengetahuan yang kita perlukan firman Allah yang menuntun kita untuk mengenal Allah dan diri kita; dan ilmu pelengkap untuk membantu kita untuk dapat hidup lebih sehat dan bahagia. Pengetahuan yang dipimpin oleh Roh Kudus akan membantu kita untuk menghasilkan buah Roh (karakter) yang matang dan memberikan kenikmatan hidup.

Refleksi: 
Dalam hal apa aku masih sulit menguasai diriku? Pengetahuan apakah yang masih aku perlukan untuk bisa tahu porsi, tahu titik keseimbangan, tahu batasan?

Paulus berkata, "hiduplah oleh Roh ... (walk in the Spirit). Roh Kudus akan memimpin dan memampukan, tetapi tidak akan memaksa. Kita harus sungguh-sungguh berusaha, termasuk berusaha membangun diri dengan pengetahuan akan Allah, akan diri sendiri dan hal-hal di sekitar kita yang mampu membuat hidup lebih shalom (damai). Dengan pengetahuan yang kita miliki, dan hikmat dari Roh Kudus memampukan kita memberikan pertimbangan kapan harus STOP, kapan ngeGAS, dan kapan menyesuaikan diri (Adjust). (plt)


Comments

Popular posts from this blog

Elok Rupa vs Elok Hati

oleh: Pdt. Dr. The Paw Liang  Seandainya Musa tidak cantik….. Tuhan mendengar seruan dan tangisan bangsa Israel di Mesir. Tuhan berbelas kasihan dan memutuskan untuk menghentikan penderitaan mereka. IA merencanakan dan mempersiapkan rencananya, Musa dipakai untuk melepaskan bangsaNya. Apakah Musa dipilih dari sekian banyak bayi laki-laki yang lahir atau kah memang sudah direncanakan oleh Tuhan sebelum Musa lahir bahwa pemimpin ini akan lahir dari suku Lewi, dari keluarga Amran dan Yokhebed. Ketika Musa lahir, Alkitab mencatat, “Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. (Kel 2:2). Harun, abang Musa lahir sebelum Firaun mengeluarkan dekrit untuk membunuh bayi-bayi laki-laki Ibrani. Harun tiga tahun lebih tua dari Musa, adakah bayi lain yang lahir di antara mereka berdua? Tidak ada kepastian dalam hal ini. Namun sepertinya ada penekanan, “ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik …” tidak tega orang tuanya membunuhnya, maka disembunyikanlah bayi ini t
DO YOU WANT TO GET WELL? “When Jesus saw him lying there and learned that he had been in this condition for a long time, he asked him, ‘ Do you want to get well?’ Then Jesus said to him, ‘G et up! Pick up your mat and walk. ’” ‭‭John‬ ‭5:6, 8‬ ‭NIV Do you want to get well? Jesus cares! He sees each and everyone of us. He cares to know us. He saw the crippled at the pool of Bethesda! He knew his struggle! And He sees you and me—He sees our struggles! His mercy comes to us even before we come and cry out to Him! He asked, ‘Do you want to get well?’ His grace heals far better than our human cures! Certainly much better than the cure of the pool of Bethesda! Do you want to get well? God wants to, not just cancel our sins! But, in the words of Charles Wesley, He also wants to “break the power of cancelled sin.” What are some power of cancelled sin that still crippling you? Do you want to get well—physically, emotionally, and spiritually? Jesus says, ‘Get up! Pick up your mat and wal
Cuma itu yang bisa saya lakukan, hanya kehadiran saja Saya jadi teringat: Musa meminta kepada Tuhan, " if your presence (kehadiran) does not go with us, do not send us from here " ( jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah menyuruh kami pergi dari tempat ini" (Kel 33:15) Kesibukan hidup menjadikan " kehadiran" menjadi sesuatu yg sulit kita berikan kepada orang lain, keluarga ( suami, istri, anak-anak, cucu2, atau orang tua) dan bahkan kepada Allah. Ironis, sama seperti Musa kita merindukan kehadiran Allah (hadiratNya) - kehadiran Roh Nya. Namun, apakah kita juga hadir di hadapanNya?  Ketika kita beribadah, baik sendiri maupun bersama-sama di gereja, apakah kita hadir di hadiratNya? secara jiwa, raga, hati, dan akal  budi? (Mar 12:30). Di hadapan orang-orang yang kita kasih? Ketika secara fisik kita hadir pun, perlu kita cek apakah Jiwa dan hati kita juga hadir di sana? Fenomena sekarang, ketika fisik sudah