Allah adalah kasih
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8)
Kasih Allah tidak berubah.
Berbeda dengan manusia, kasih Tuhan kepada kita tidak akan bertambah besar, ketika kita makin mengasihiNya. Kasih Tuhan kepada kita juga tidak akan semakin berkurang, ketika kita kurang mengasihiNya. Lalu mengapa kita mengasihiNya?
Itu semata-mata demi kebaikan kita. Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8). Allah bukan menjadi semakin pengasih karena banyak yang mengasihi atau sebaliknya. Karena, ALLAH adalah KASIH. Seluruh keberadaanNya adalah kasih - IA tidak bisa memilih untuk tidak mengasihi. IA tidak bisa untuk tidak mengasihi.
Oleh karena itu, ketika Allah ada di dalam hidup kita, kasih-Nya juga ada di dalam hidup kita. Ketika kita ada di dalam Allah, kita juga ada di dalam kasihNya. Dan sebagai bukti hidup kita di dalam Allah dan IA di dalam kita adalah kasihNya menjadi nyata melalui kehidupan kita.
KasihNya ada dalam pikiran kita. Apa pun yang kita pikirkan, kasih itu hadir di sana. KasihNya ada dalam tutur kata kita. Apa pun yang kita katakan, akan keluar dari corong kasih. Apa pun yang kita lakukan, itu pun digerakkan oleh kasih.
Masalahnya: sejauh mana kita memberikan Allah untuk tinggal dalam hidup kita? Apakah di ruang utama - pikiran kita? Ruang tamu yang istimewa - hati kita? Ruang kerja - kaki dan tangan kita? Atau kita telah memberikan seluruh akses untuk masuk ke dalam seluruh ruang dalam kehidupan kita? Sehingga kasihNya bukan hanya nyata dalam hal tertentu, waktu tertentu, tempat tertentu tetapi Kasih Allah terpancar dari seluruh kehidupan kita. (PLT - 16/04/13)
Amen! May He have all of our lives, that we might love others and Him all the more.
ReplyDelete