Skip to main content

Buah Roh - Kesabaran

Galatia 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.


Tahun 2007,  Professor Richard Wiseman, psikolog dari Britania Raya, mengadakan penelitian di 32 kota di dunia mengenai kecepatan pejalan kaki di kota-kota besar. Dengan menggunakan stopwatch mereka mengukur kecepatan derap pejalan kaki (laki-laki dan perempuan) sejauh 18 meter. Hasil penelitian menyatakan Singapura menduduki posisi teratas, disusul oleh Copenhagen (Denmark) dan Madrid (Spanyol) di urutan ke-2 dan ke-3 dari 32 kota yang diteliti.

Dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan satu dekade sebelumnya (1997) oleh Prof. Robert Levine dari California State University ditemukan bahwa kecepatan rata-rata pejalan kaki dari kota-kota yang diteliti meningkat sebesar 10%. (http://articles.cnn.com/2007-05-02/world/walking.speeds_1_speeds-singapore-cities?_s=PM:WORLD)

Percepatan derap hidup ini bukan saja tampak pada pejalan kaki di kota-kota besar, tetapi meliputi segenap aspek kehidupan kita. Transportasi, komunikasi, bahkan dalam urusan makan dan minum. Kita terbiasa dengan semua yang cepat saji - kopi instan, mie instan dan segala bentuk restoran cepat saji. 

"Kesabaran" semakin jarang ditemukan di dunia yang menuntut kita untuk bergerak lebih cepat dan lebih cepat lagi.

Ketika terjebak dalam kemacetan di Jakarta, berapa kali anda menghela nafas dan membunyikan klakson? Ketika pramusaji terlambat mengantar pesanan anda, apa yang anda lakukan? Ketika gereja kita sepertinya hanya berjalan-jalan di tempat, meskipun segala cara sudah kita lakukan. Bertahan atau mungkin mulai saling menyalahkan?

Sebaliknya, berapa kali Tuhan mengurut dada dan menghela nafas ketika kita 'bebal' dan tidak mau mengerti firmanNya. Ketika kita berulang kali jatuh dalam kekonyolan dan kesalahan yang sama? 

Pemazmur sebagai orang yang bergaul akrab dengan Tuhan, menyadari kesabaran Tuhan. "Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia." (Mazmur 86:15)

Tuhan menghela nafas dan mengurut dada ketika melihat kebejatan manusia di zaman Nuh. Ia memberikan hukuman yang keras. Namun IA cukup sabar untuk tetap menjaga kelangsungan hidup manusia. IA cukup sabar untuk tidak membiarkan kita binasa, tetapi dengan panjang sabar merancang dan merencanakan keselamatan untuk kita dengan mengutus PutraNya. (Yohanes 3:16). 

Berulang kali Tuhan harus menghela nafas melihat kebebalan gerejaNya yang begitu mudah terjebak dengan masalah-masalah sepele; ribut karena masalah kecil dan mengabaikan pekerjaan rumah Tuhan. Sudah pasti sering Tuhan harus mengurut dada melihat kesombongan kita; ingin membuktikan kepada dunia saya bisa, dan melupakan Tuhan yang ada bersama dengan kita, memampukan kita. 

Kesal dan kecewa tidak bisa diingkari. Namun kesal dan kecewa tidak membuatnya lantas membiarkan kita sesat dalam kedegilan kita. IA adalah Bapa yang panjang sabar dan penuh kemurahan yang senantiasa menantikan anak-anakNya untuk berpaling (insaf) dan kembali kepadaNya.

Kesabaran ini juga dititiskan kepada kita ketika kita menerima Roh Kudus, Roh Penolong. Ketika Roh bekerja membimbing kita, benih kesabaran ini semakin berkembang. Dunia bisa saja bergerak semakin cepat, kita bisa saja ikut bergerak semakin cepat, namun menjadi semakin cepat bukan berarti menjadi semakin tidak sabar. Sebaliknya, di sinilah kesabaran kita diuji!

Ketika hidup, pelayanan, studi tidak lancar, apakah kita berusaha tenang di dalam Tuhan - gigih dan tidak gampang menyerah kepada tekanan dunia? Atau cepat mencari pembenaran dan menyalahkan orang lain?

Ketika kesibukan kita semakin meningkat, apakah masih ada kesabaran untuk duduk bersama dan bercengkerama dengan keluarga, sahabat, dan dengan Tuhan? Mendengarkan dan meluangkan waktu untuk mengenal mereka lebih baik lagi.

Dunia bisa saja menuntut dan menyita semua perhatian kita. Tetapi kita yang memiliki Roh Kudus dalam hati kita, Roh Penolong akan senantiasa membantu kita untuk memupuk benih kesabaran ini menjadi buah yang sehat dalam kehidupan kita (PLT).

Comments

Popular posts from this blog

Elok Rupa vs Elok Hati

oleh: Pdt. Dr. The Paw Liang  Seandainya Musa tidak cantik….. Tuhan mendengar seruan dan tangisan bangsa Israel di Mesir. Tuhan berbelas kasihan dan memutuskan untuk menghentikan penderitaan mereka. IA merencanakan dan mempersiapkan rencananya, Musa dipakai untuk melepaskan bangsaNya. Apakah Musa dipilih dari sekian banyak bayi laki-laki yang lahir atau kah memang sudah direncanakan oleh Tuhan sebelum Musa lahir bahwa pemimpin ini akan lahir dari suku Lewi, dari keluarga Amran dan Yokhebed. Ketika Musa lahir, Alkitab mencatat, “Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. (Kel 2:2). Harun, abang Musa lahir sebelum Firaun mengeluarkan dekrit untuk membunuh bayi-bayi laki-laki Ibrani. Harun tiga tahun lebih tua dari Musa, adakah bayi lain yang lahir di antara mereka berdua? Tidak ada kepastian dalam hal ini. Namun sepertinya ada penekanan, “ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik …” tidak tega orang tuanya membunuhnya, maka disembunyikanlah bayi ini t
DO YOU WANT TO GET WELL? “When Jesus saw him lying there and learned that he had been in this condition for a long time, he asked him, ‘ Do you want to get well?’ Then Jesus said to him, ‘G et up! Pick up your mat and walk. ’” ‭‭John‬ ‭5:6, 8‬ ‭NIV Do you want to get well? Jesus cares! He sees each and everyone of us. He cares to know us. He saw the crippled at the pool of Bethesda! He knew his struggle! And He sees you and me—He sees our struggles! His mercy comes to us even before we come and cry out to Him! He asked, ‘Do you want to get well?’ His grace heals far better than our human cures! Certainly much better than the cure of the pool of Bethesda! Do you want to get well? God wants to, not just cancel our sins! But, in the words of Charles Wesley, He also wants to “break the power of cancelled sin.” What are some power of cancelled sin that still crippling you? Do you want to get well—physically, emotionally, and spiritually? Jesus says, ‘Get up! Pick up your mat and wal
Cuma itu yang bisa saya lakukan, hanya kehadiran saja Saya jadi teringat: Musa meminta kepada Tuhan, " if your presence (kehadiran) does not go with us, do not send us from here " ( jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah menyuruh kami pergi dari tempat ini" (Kel 33:15) Kesibukan hidup menjadikan " kehadiran" menjadi sesuatu yg sulit kita berikan kepada orang lain, keluarga ( suami, istri, anak-anak, cucu2, atau orang tua) dan bahkan kepada Allah. Ironis, sama seperti Musa kita merindukan kehadiran Allah (hadiratNya) - kehadiran Roh Nya. Namun, apakah kita juga hadir di hadapanNya?  Ketika kita beribadah, baik sendiri maupun bersama-sama di gereja, apakah kita hadir di hadiratNya? secara jiwa, raga, hati, dan akal  budi? (Mar 12:30). Di hadapan orang-orang yang kita kasih? Ketika secara fisik kita hadir pun, perlu kita cek apakah Jiwa dan hati kita juga hadir di sana? Fenomena sekarang, ketika fisik sudah