Menjadi Mitra Allah yang Setia
Matius 11:1-6
Sudah setahun berselang sejak Yohanes membaptis Yesus di Sungai Yordan. Dengan bangga Yohanes Sang Perintis, memperkenalkan Mesias yang sudah berabad-abad dinantikan kedatanganNya, “Lihat, inilah Anak Domba Allah! .. Dia harus bertambah besar dan aku harus bertambah kecil.” (Yoh. 1:15-36)
Namun apa yang terjadi? Orang Farisi dan ahli Taurat tetap saja sombong seperti dulu dengan segala atribut rohani mereka. Yang miskin, tetap saja miskin, yang jahat tetap saja jahat. Penjajah Romawi tetap saja berkuasa dan Herodes tetap saja sewenang-wenang, bahkan karena iman dan integritasnya, kini Yohanes, mitra Kristus yang setia, harus mendekam di penjara.
Benarkah Mesias itu sudah datang? Kalau iya, mengapa tidak ada perubahan? Sampai kapan IA akan mulai bertindak? Kenapa IA sepertinya tidak bergeming melihat kejahatan dan kelaliman yang ada. Bagaikan seorang rabi yang miskin dan tidak berdaya, IA hanya bisa mengajar dan memberitakan Injil (Mat. 11:1). Tidak heran, kalau Yohanes bertanya kepadaNya, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" (Mat. 11:3)
Yohanes berseru, “Bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat.” Yesus datang menggenapi nubuat Yohanes mendatangkan Kerajaan Allah di bumi meskipun tidak seperti yang diangan-angankan oleh Yohanes Pembaptis ataupun oleh orang Yahudi lainnya. Kepada murid-muridNya IA memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat. Mujizat menyentuh kehidupan orang banyak (Mat. 10); Yang buta melihat, yang lumpuh berjalan, yang kusta menjadi tahir, dan yang mati dibangkitkan. Mujizat bekerja menyentuh fisik manusia. Namun Yesus mengabarkan Injil dan mengajar untuk menyentuh pikiran dan lubuk hati, menjamah jiwa (batin) manusia – menghadirkan Kerajaan Allah dalam kehidupan mereka, di bumi ini. Melampaui segala agenda politik dan ekspektasi manusia, dengan kehadiranNya, Yesus mendatangkan transformasi kehidupan manusia, merekonsiliasi Allah dengan manusia dan mengembalikan manusia serta segala ciptaan kepada rancangan Allah yang mula-mula.
Berbeda dengan praktik di zaman itu, dengan kedatanganNya, kabar baik kini tidak hanya tersedia bagi kaum elit, tetapi kabar baik diberitakan kepada setiap orang, baik mereka yang miskin secara materi dan miskin secara rohani. Kerajaan Allah hadir untuk mendatangkan transformasi dalam segenap kehidupan manusia. Berkat fisik dan mujizat dapat memberikan perubahan yang kasat mata, bahkan fenomenal, namun hati yang telah berjumpa denganNya akan memiliki nilai kekekalan dan tidak lekang oleh waktu dan tidak aus oleh perkara-perkara di dunia. Yesus memilih untuk menjamah hati dan jiwa manusia, bukan sekedar memenuhi kebutuhan fisik mereka.
Mesias sudah datang menggenapi nubuat para nabi. IA memasuki dunia dan mendatangkan Kerajaan Allah di tengah-tengah kita. Kerajaan Allah akan hadir dalam kehidupan mereka yang tidak kecewa dan menerima Kristus (11:6). Apa lagi yang kita nantikan dan rayakan di natal ini?
Kita menantikan penggenapan Kerajaan Allah pada kedatanganNya yang kedua. Yesus telah merampungkan misinya; mereka yang telah menjadi warga dan mewarisi Kerajaan Allah diberi hak istimewa untuk ikut menyatakan realita Kerajaan Allah di bumi ini. Apakah kita sudah menanggapi undanganNya untuk bermitra? Menjadikan Kerajaan Allah sebagai suatu yang ril dan bukan sekedar doktrin dan ikrar iman, seperti doa kita setiap hari, “Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga”?
Sama seperti Yohanes, ragu dan bimbang kadang menghinggapi kita. Dalam keraguanNya Yohanes mempertanyakan Yesus namun IA tidak mengingkariNya atau pun meninggalkanNya.
Sama seperti Yohanes, biarlah rintangan dan tantangan tidak menjadi penghalang bagi kita untuk tetap setia kepadaNya. Seraya menunggu kedatanganNya yang kedua untuk menggenapi KerajaanNya di bumi ini, melalui natal tahun ini, mari sekali lagi kita diingatkan untuk menjadi mitra Allah yang setia. Mitra yang senantiasa berusaha untuk menyatakan Kerajaan Allah di mana pun kita berada. Mitra yang dengan setia berusaha mengadakan transformasi dalam kehidupannya; dimulai dari kehidupan kita sendiri, kehidupan gereja dan meluas pada kehidupan masyarakat di mana kita berada, mengembalikan segenap aspek kehidupan ini kepada nilai dan norma Kerajaan Allah. Selamat Natal! (PLT)
silakan memberikan tanggapan ....
ReplyDelete