Skip to main content








 FAVORITISME DAN EKSKLUSIVISME

Bapak Yakub, memiliki 4 orang anak. Seperti keluarga lainnya, ke empat anak-anak ini memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Ada si Manis, Si Nurut, Si Strong Will, dan si Mandiri.
Si Manis dan si Nurut selalu berusaha menyenangkan orangtua dan ikut saja kemauan orangtua. Strong Will dan Mandiri, kritis dan punya pendapat sendiri. Sudah pasti sering berbeda pendapat dengan orangtuanya. Kadang orangtua benar, sering juga Strong Will dan Mandiri benar dan memiliki pandangan yang belum terpikirkan oleh orangtua mereka.
Setiap ada acara keluarga, Bapak Abraham tidak mau pusing-pusing, langsung ditugaskan saja si Manis dan si Nurut, daripada cape-cape harus menyesuaikan dengan pendapat si Mandiri dan si Strong Will. Ke mana-mana pun si Manis dan si Strong Will yang dibawa ...
Andaikan Anda seorang konselor keluarga? Apa yang akan Anda katakan kepada Bapak Yakub ini?
Favoritism leads to sibling rivalry! Yusuf, favorit ayahnya kemudian dibenci saudara-saudaranya. Kita tidak tahu bagaimana sikap Yusuf ketika di rumah Yakub. Yang pasti perlakukan istimewa yang dia dapatkan menimbulkan percekcokan di antara saudara bersaudara.
Kita sudah pasti perlu memiliki core team dalam pelayanan! Tetapi mari "peka" dan "aware" ketika core team kita menjadi tim yang eksklusif!
Eksklusivisme menimbulkan perpecahan dan menciptakan "kami" dan "mereka". Bagaimana meruntuhkan "kami (in-group) dan merangkul "mereka (outgroup)" menjadi "kita"?

“He drew a circle that shut me out-
Heretic, rebel, a thing to flout.
But love and I had the wit to win:
We drew a circle and took him In!”
May be an image of text that says "Humans intrinsically categorize people into two social groups: INGROUPS: those like ourselves (Brewer, (Brewer.2007) 2007) OUTGROUPS: those that differ from ourselves"
― Edwin Markham (American Poet, 1852 - 1940)

Ia membuat lingkaran untuk mengeluarkanku,
Gila (marah), berontak mendesak untuk keluar!
Tetapi kasih dan aku berusaha untuk menang:
Kami membuat lingkaran dan membawanya masuk!

Jakarta, 26 Oktober 2021
Paw Liang

William Sianturi, Mariani Paulus and 2 others
1 comment

Comments

Popular posts from this blog

Elok Rupa vs Elok Hati

oleh: Pdt. Dr. The Paw Liang  Seandainya Musa tidak cantik….. Tuhan mendengar seruan dan tangisan bangsa Israel di Mesir. Tuhan berbelas kasihan dan memutuskan untuk menghentikan penderitaan mereka. IA merencanakan dan mempersiapkan rencananya, Musa dipakai untuk melepaskan bangsaNya. Apakah Musa dipilih dari sekian banyak bayi laki-laki yang lahir atau kah memang sudah direncanakan oleh Tuhan sebelum Musa lahir bahwa pemimpin ini akan lahir dari suku Lewi, dari keluarga Amran dan Yokhebed. Ketika Musa lahir, Alkitab mencatat, “Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. (Kel 2:2). Harun, abang Musa lahir sebelum Firaun mengeluarkan dekrit untuk membunuh bayi-bayi laki-laki Ibrani. Harun tiga tahun lebih tua dari Musa, adakah bayi lain yang lahir di antara mereka berdua? Tidak ada kepastian dalam hal ini. Namun sepertinya ada penekanan, “ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik …” tidak tega orang tuanya membunuhnya, maka disembunyikanlah bayi i...
“BECOMING A DISCIPLE-MAKING CHURCH” Matt 28: 18 – 20 & 1 John 2: 6—Preacher: Ps Paw Liang In my visit to Shechem in 2015, our tour guide told us that the whole population of Samaria only 700 people. Since they did not marry people from other ethnic groups, they have produced unhealthy offspring. Thankfully the High Priest has amended their law and allowed them to marry men or women from other ethnic groups. Likewise, the church might have unknowingly focus too much on the internal affairs (become incestuous) and forgot Jesus’s commission: Go, and make disciples of all nations. The early church were growing well. Acts 2 shows us they were keen in learning the word of God, worshipping and praying together, enjoying the favour of each other. Their lives attract people to Christ, “praising God and enjoying the favor of all the people. And the Lord added to their number daily those who were being saved.”  Jesus calls us to become His disciples and to make disciples. Discip...
Allah adalah kasih "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8)  Kasih Allah tidak berubah.  Berbeda dengan manusia, kasih Tuhan kepada kita tidak akan bertambah besar, ketika kita makin mengasihiNya. Kasih Tuhan kepada kita juga tidak akan semakin berkurang, ketika kita kurang mengasihiNya. Lalu mengapa kita mengasihiNya? Itu semata-mata demi kebaikan kita. Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8). Allah bukan menjadi semakin pengasih karena banyak yang mengasihi atau sebaliknya. Karena, ALLAH adalah KASIH. Seluruh keberadaanNya adalah kasih - IA tidak bisa memilih untuk tidak mengasihi. IA tidak bisa untuk tidak mengasihi. Oleh karena itu, ketika Allah ada di dalam hidup kita, kasih-Nya juga ada di dalam hidup kita. Ketika kita ada di dalam Allah, kita juga ada di dalam kasihNya. Dan sebagai bukti hidup kita di dalam Allah dan IA di dalam kita adalah kasihNya menjadi nyata melalui kehidupan kita.  KasihNya ad...