GMI Damai Sejahtera
Menumbuhkan Buah Roh
Galatia 5:22-23; 1 Yoh 4:7-12
Pdt. Paw Liang
Menjadi orang Kristen,
adalah menjadi seperti Kristus, menjadi pengikut / murid Kristus. Artinya, memiliki
karakter dan hidup seperti Kristus.
Hidup Kristen
dimulai ketika kita menerima Roh Kudus. Hidup kekal dimulai saa ini juga. Yesus
menjanjikan Roh Kudus sebagai pendamping, pengajar—Roh akan memberikan kita
kuasa dan kasih karunia. Kuasa bersaksi—yang kita saksikan adalah “hidup kita
bersama Yesus” – karakter, sifat, kebiasaan kita yang sudah semakin diubahkan.
Orang Kristen di
Galatia ada dua kelompok; dari latar belakang Yahudi dan Helenistik (Yunani,
Romawi, dsb) yang sering disebut Kafir. Agama Yahudi berfokus untuk ‘mengikuti
hukum Taurat’, sesudah menjadi murid Yesus, budaya yang sudah mengikat mereka
turun temurun tidak bisa langsung hilang begitu saja. Yang non-Yahudi, mengikuti ‘keinginan daging’ atau bahasa
Jakarta, “hidup semau gue” – mengikuti arus dunia, melakukan apa saja yang
menjadi desakan ‘kedagingan/tubuh kita’ dalam berpikir, tingkah laku, bertutur-kata
(ay 17-21)
Di musim Pandemi, berkebun
menjadi kegiatan yang semakin popular. Ada yang dengan tujuan ketahanan pangan,
ada juga yang menjadi pengisi waktu dan akhirnya semakin menyukai. Untuk kita yang
lahir bukan di lingkungan pertanian, Berkebun bukan hal yang gampang. Yang
ingin ikut berkebun kemudan belajar dan berusaha. Ada yang berhasil, --bangga,
senang ketika sayur atau buah siap dipanen. Tapi tidak juga sedikit yang menyerah.
Buah Roh Kudus
juga tidak akan muncul begitu saja. Kita perlu terbuka, respon dan bekerja sama
dengan Roh Kudus untuk ‘membudi-dayakan / menumbuhkan buah Roh dalam hidup
kita. Buah Roh ini aalah karakter Kristus.
Galatia 5:22-23, buah
Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, 23kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal itu. Buah Roh adalah SATU dengan 9 citarasa. Saat ini, saya percaya
sedikit banyak cita rasa ini ada di dalam diri kita… mungkin ada rasa yang
lebih menonjol dari rasa yang lain. Ke-9 rasa buah Roh ini semua perlu ditumbuh-kembangkan
sampai ia benar-benar matang dan memberikan cita-rasa yang indah bagi hidup
kita, dan memampukan kita menjadi ‘Kristus kecil” bagi dunia di sekitar kita.
KASIH DALAH BUKTI IMAN
DAN BUKTI KEHIDUPAN
Kasih merupakan ‘bukti’
kita hidup, dan Allah hidup dalam kita. Allah adalah kasih, kalau Dia
ada di dalam kita berarti kasih hidup di dalam kita. Dan hidup kita seharusnya
memancarkan kasih Allah. 1 Yoh 4:7 marilah kita saling mengasihi, sebab
kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah
dan mengenal Allah.
Kasih adalah bukti
iman. Yesus meminta kita saling mengasihi sebagaimana Ia telah mengasihi. Kasih
kepada Allah dan kasih kepada sesame adalah seperti koin yang bermata dua. Allah
adalah sumber kasih, kasihNya memampukan kita untuk membalas mengasihiNya
sekaligus memampukan kita untuk mengasihi orang lain. Yang perlu kita lakukan
adalah: ‘memperhatikan kasih Allah dalam kehidupan kita … melalui orang-orang
yang Tuhan kirimkan dalam hidup kita.
Kasih dimulai dari
keluarga dan keluarga rohani. Sama seperti berkebun, kita juga perlu belajar
dan mengupayakan buah kasih ini dapat bertumbuh dengan baik. Bersama kita
menciptakan lingkungan dan iklim yang kondusif—kasih artinya memberi perhatian.
Mari kita ‘cherish’ (hargai) setiap perhatian / siraman kasih yang kita
dapatkan dari keluarga kita. Dan kita juga belajar ‘memberikan perhatian’. Kita
tidak menunggu untuk ditelponi/menyapa, tetapi lebih dahulu menyapa. Di masa pandmi
ini, kita hampir tidak mungkin bisa bertemu secara fisik, tetapi berapa sering
teman-teman, wajah-wajah saudara/I kita di gereja muncul ketika kita berdoa?
Setelah kita doakan, kemudian Tuhan menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu
bagi mereka.
KASIH PERLU
KONKRIT DAN KONSISTEN
John Wesley
mengingatkan, Biarlah kasih mengunjungimu bukan sebagai tamu yang numpang
lewar, tetapi menjadi sesuatu yang terus memimpin gejolak jiwamu. (On
Pleasing Men, 1771). Sama seperti
Kristus, IA hadir bukan hanya tamu yang sesekali berkunjung. Tetapi
hadir dan berdiam dalam hidup kita. Ketika Kristus hadir, artinya kasih juga hadir
dan hidup. Sehingga kasih itu harus konsisten.
Memang kadang atau
bahkan sering, tidak mudah bagi kita untuk mengasihi. Ada saja orang yang akan
memanfaatkan ‘kebaikan’ kita. Kita merasa diperalat, dibodoh-bodohi atau bahkan
kadang sepertinya sudah dikasih hati minta jantung, menuntut terus.
Tetap saja, mengasihi adalah ‘bukti kehidupan orang Kristen’ – orang-orang yang
sulit dikasihi yang ditempatkan oleh Tuhan dalam kehidupan kita, mungkin
seperti air, tanah dan iklim di Jakarta yang kurang bersahabat untuk tanaman
kita. Dalam situasi seperti ini, kita diingatkan untuk tidak mengandalkan
kekuatan sendiri, tetapi terus membiarkan kasih Tuhan mengalir memberikan kita
kegigihan, hikmat, dan daya kreasi untuk dapat mengasihi dengan benar dan
tepat. Persekutuan kita dengan Tuhan setiap hari sangat menentukan
kemampuan kita untuk bisa mengasihi.
Doktrin Methodist
jika kita simpulkan adalah Holy Love – hidup kudus penuh kasih. John Wesley dalam
khotbahnya mengatakan: “Agama apakah yang aku khotbahkan? Agama kasih; hukum
kebaikan yang menuntun pada terang melalui Injil? Apa manfaatnya? Membuat semua
yang mendengarkan khotbah ini menikmati Tuhan dan hidup mereka sendiri. Membuat
mereka seperti Tuhan: mengasihi semua orang, puas / nyaman dengan hidupnya….
(John Wesley, An Earnest Appeal to Men of Reason dan Religion, 1796)
REFLEKSI:
2. Gal 5:16 … hiduplah oleh Roh: Mulailah menumbuhkan cita rasa kasih dari buah Roh ini dengan keluarga dan teman-teman dekat Anda, satu hal konkrit apa yang perlu Anda lakukan?
3. Gal 5:16 … hiduplah oleh Roh: Satu hal apa yang perlu Anda lakukan di kampus/tempat kerja/masyarakat yang membuktikan bahwa kasih Allah hidup dalam diri Anda? Mintalah Roh Kudus membantu Anda untuk menghidupinya. (plt)
Comments
Post a Comment