Buah Roh - Penguasaan Diri
Galatians 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Bayangkan!
Anda baru memasuki rumah dan mendapatkan aroma ayam panggang menerpa hidung anda. Seakan-akan tersentak, seketika itu juga, sepertinya rasa penat sirna diterpa aroma ayam panggang dan yang anda rasakan sekarang adalah perut keroncongan dan siap diisi dengan apa saja. Ketika akhirnya sang juru masak keluar dengan makanan yang siap disantap. Sepertinya tidak ada harga yang terlalu mahal untuk menggantikan ayam panggang yang tampak menggiurkan.
Bayangkan!
Anda baru saja menyelesaikan tugas kuliah. Rasa puas memenuhi segenap jiwa dan raga anda. Akhirnya selesai juga..... Namun, tiga tugas lain masih menumpuk menunggu Anda. Begitu komputer dinyalakan, layar komputer muncul "Angry Birds" (atau games apa saja yang anda sukai). Sudah seminggu anda bergelut dengan permainan ini. Rasa penasaran menguasai ruang hati anda. Anda mulai tawar-menawar, "OK lah. Satu jam saja supaya otak tidak tegang. Toh saya bisa kerjakan tugas sampai tengah malam. Lagian tenggat waktu masih seminggu."
Bagaikan atlit di olimpiade, slogan ini terus mengiang-ngiang di telinga anda, "citius (lebih cepat), altius (lebih tinggi), fortius (lebih kuat)." Sorakan dan harapan penonton iamjiner terus membayangi anda. Anda bertekad, "aku tidak akan berhenti sebelum ada rekor baru." Satu jam, dua jam... tiga jam berlalu begitu saja. Komputer menjadi panas, sepanas hati dan pikiran anda yang membara, namun tangan tak berdaya untuk menyudahi permainan ini.
Bayangkan!
Gaji anda habis sebelum waktunya sementara masih banyak kebutuhan lain yang menunggu. Di saat-saat yang genting ini, rekan anda menaruh segepok uang di meja anda dan berkata, "ini untuk kamu, sebelumnya tanda tagani dulu surat penawaran yang masuk kemarin." Hati anda menjadi bimbang dan mulai berdalih, "apa salahnya, hitung-hitung saya juga menolong orang lain."
Penguasaan diri adalah kemampuan untuk mendeteksi dan mengatasi tekanan-tekanan negatif yang muncul dalam kehidupan kita. Penguasaan diri berarti berani dan mampu berkata, "tidak" terhadap segala sesuatu yang merugikan kita dan orang lain, baik secara fisik, emosi, moral, maupun spiritual (Galatia 5:19-21).
Esau gagal mengatasi teriakan perutnya. Ia melepaskan begitu saja hak istimewa sebagai anak sulung hanya karena tidak mampu menahan rasa lapar dan nafsu makan.
Samson membiarkan dirinya terbuai dengan kesenangan nafsu birahi dan kehilangan kuasa sebagai hakim atas Israel dan akhirnya harus menggantikan dengan nyawanya.
Yudas tidak mampu mengalahkan rasa cintanya terhadap uang dan akhirnya harus mengkhianati guruNya sendiri.
Adam dan Hawa tidak mampu menguasai nafsu untuk berkuasa dan akhirnya diperdayai oleh iblis akhirnya membukakan pintu bagi dosa untuk meraja lela di muka bumi ini.
Buah penguasaan diri adalah kemampuan untuk mengatasi segala kecenderungan kita untuk berbuat dosa dan melakukan segala sesuatu yang merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
Pesona dan daya tarik dosa begitu kuat. Dengan kekuatan kita, sering kita tidak berdaya mengatakan tidak dan memlih untuk mengikuti arus dosa. Yesus mengingatkan murid-muridNya, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Mat 26:41). Tunggu apalagi, hiduplah di dalam Roh dan Roh Penolong akan memampukan kita untuk mengatasi kelemahan daging dan menolak godaan dunia. (PLT)
Comments
Post a Comment