Buah Roh - Kasih
Galatians 5:22-23 22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Paulus menegaskan, semua karunia dan kehebatan kita akan sia-sia jika di dalamnya tidak ada kasih. (1 Kor 13). Segala sesuatu boleh berakhir, namun bagi mereka yang tinggal di dalam Kristus, tiga hal yang tidak akan berakhir: iman, kasih, dan pengharapan dan yang terbesarnya adalah kasih (1 Kor 13:13).
Allah adalah kasih. Kasih menjadi 'ciri khas' keluarga Allah. Setiap kita yang lahir oleh Roh Allah dilengkapi dengan DNA kasih. Bagaimana perwujudan kasih Allah ini di dalam kehidupan kita?
DNA sudah diberikan - yang kita perlukan adalah bagaimana melatih diri sehingga gen kasih ini boleh berkembang dengan baik, dan tampak dalam tutur kata, perbuatan, sikap hati, maupun di dalam pikiran kita, bahkan di dalam lubuk hati kita yang terdalam, yang berdiam di dalamnya adalah kasih Kristus. Sehingga kita juga boleh semakin hari semakin mengasihi. Bukan saja ketika hidup kita lancar, tetapi ketika suasana menjadi keruh, konflik tidak terhindarkan, apakah kita masih memegang kasih itu? Atau kita membiarkan nurani dan pemikiran kita dikaburkan oleh amarah dan dendam.
Kasih ini teruji dalam kehidupan bersama. Himbauan Rasul Yohanes, "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi....
1 Yoh 4:7-11 7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
Kasih pertama-tama diuji dalam kehidupan bersama, bukan dengan orang luar. Bagaimana kita meresponi, teman yang tidak sependapat? Yang menentang pendapat meskipun niat kita adalah untuk memajukan gereja? Apakah pada saat sepert ini kita masih menjunjung tinggi kasih persaudaraan? Atau kita masing-masing mencari pendukung untuk mengukuhkan pendapat kita? Apakah pada saat ini, kasih menuntun kehidupan kita. atau kita lebih tergoda untuk menggosip di belakang (back biting)? Akhirnya, perselisihan kecil, akhirnya meradang dan melebar menjadi konflik besar. Permasalahan pribadi menjadi permasalahan gereja. Perseteruan pribadi, menjadi pertempuran antar kelompok.
Sebaliknya, ketika hidup kita dipenuhi oleh kasih Allah - Kasih akan memampukan kita untuk senantiasa mengarahkan fokus kita kepada Allah dalam segala situasi. Pada saat semua berjalan dengan lancar atau pun ketika ada perselisihan. Keinginan untuk menjatuhkan orang yang kita anggap merugikan kita, bisa saja muncul dalam pikiran kita. Desakan untuk membela diri yang sering menjerumuskan kita ke arah saling menjelek-jelekan, tidak bisa dihindarkan. Namun jiwa yang peka dengan bimbingan Roh Kudus, akan berusaha berfokus pada kasih Allah. Tatkala semua pihak kembali kepada kasih Allah, ketika Roh Allah bekerja, kita tidak menganggap diri sendiri lebih baik dan benar daripada orang lain. Kasih akan memampukan kita untuk duduk bersama dengan damai dan saling mendengarkan.
Roh Kudus, materaikan kasih Allah dalam jiwa kami. Penuhi segenap hati, pemikiran, bahkan seluruh kehidupan kami dengan kasih surgawi. Kuasai hidup kami dan kendalikan hidup kami dengan kasih Bapa. Sehingga ketika masalah datang, kami mampu menangkisnya bukan dengan amarah, tetapi meresponi dengan kasih surgawi.Amin. (PLT)
Comments
Post a Comment