Skip to main content

Spirit of Bondage and of Adoption

 

The Spirit of Bondage and of Adoption (John Wesley Sermon No. 9)

(Roh Belenggu dan  RohPengangkatan)

Roma 8:15

Pengkhotbah: Pdt. Paw Liang

=======================================================================

 

John Wesley memperhatikan perbedaan antara mereka yang mengenal Tuhan, “mereka yang memilik Roh Allah dalam hidup mereka” dan mereka yang tidak memiliki Roh Allah. Ia membagi kehidupan manusia menjadi tiga tingkat:

 

1.     Kehidupan Alamiah (Tertidur lelap dan tidak tahu menahu - Natural)

Pada tingkat ini, jiwa manusia tertidur lelap dan tidak memiliki kepekaan rohani; tidak mampu , membedakan yang baik dan yang jahat. Hati manusia bebal, tidak peka terhadap kehadiran Tuhan serta tidak mengenal kekudusan, Seperti yang dikatakan Yesus, “tanpa kekudusan, tidak ada yang dapat melihat Tuhan.” Jiwa mereka tertidur, mereka sepertinya merasa aman-aman saja. Mereka tidak merasakan ada sesuatu yang kurang dalam hidup mereka meskipun mereka sebenarnya sedang berada di tepi jurang kehidupan.

 

Pada tingkat ini juga terdapat mereka yang terpelajar dan memiliki rasio serta kebebasan untuk memilih. Kelompok ini memiliki ‘kebutaan ganda dalam hati mereka’ karena mereka hanya melihat hikmat dan kebaikan mereka sendiri. Mereka mengejar dan menikmati semua kesenangan dunia, bahkan mungkin memiliki harta yang banyak. Di mata dunia, mereka disebut, “orang yang berbahagia.” Mereka terbuai dalam dosa dan kesombongan, berpikir bahwa mereka tidak seperti orang kasar yang hidup dalam kehancuran. Mereka juga tidak seperti orang-orang berjiwa kerdil dan terbuai dengan ajaran agama yang abstrak.

 

2. Hidup dalam hukum (Roh Belenggu dan Ketakutan – Legal)

Tuhan menjamah hati mereka yang tertidur lelap dalam kegelapan. Mata hikmat mereka terbuka. Tirai yang menutup hati mereka tersibak sedikit demi sedikit dan cahaya mulai menerangi hati mereka. Mereka melihat Tuhan sebagai Allah yang penuh kasih sekaligus penuh murka. Mereka percaya bahwa Allah yang mahasuci akan menghukum mereka yang berdosa.

 

Mereka ingin terlepas dari belenggu dosa. Berusaha sekuat mungkin, namun tidak berdaya. Semakin mereka berusaha, sepertinya dosa membebat mereka semakin erat. Ketika melihat kekudusan hukum Allah, mereka merasa tidak berdaya dan dicekam rasa bersalah. Hati mereka meringis, “Siapakah yang mampu melepaskan saya dari belenggu kematian ini?” Inilah lukisan mereka yang hidup di bawah hukum, memikul beban berat namun tidak berda ya menghempaskannya. Mereka yang merindukan kasih, kuasa, dan kebebasan namun terus-menerus terikat dan dicekam ketakutan. Kebebasan hanya akan mereka temukan melalui anugerah Tuhan di dalam Yesus Kristus.”

 

3.     Hidup dalam anugerah – Roh Adopsi /Pengangkatan (Living in Grace)

Orang yang hidup dalam anugerah Tuhan, hatinya dikuasai dan diperintah oleh Roh Kudus; seperti yang disebut Paulus, “Spirit Pengangkatan memampukan mereka untuk berseru, “Abba, Bapa!” Mata mereka terbuka dan mereka melihat Allah yang penuh dengan kasih dan kemurahan. Pada saat itu terang surgawi menerangi jiwa mereka. Allah memerintahkan terang untuk bersinar dalam hati mereka dan mereka melihat terang kemuliaan kasih Allah, dalam wajah Yesus Kristus serta hal-hal yang mendalam mengenai Tuhan, kasih dan pengampunan Tuhan. Ketika terang kasih Tuhan menerangi hati kita, kita mulai melihat dan mengerti. Apa yang kita lihat? Dosa kita yang ditanggung oleh Yesus. Ia memikul dosa kita di atas kayu salib. Anak Domba Allah menanggung semua dosa kita. Kita melihat dengan jelas, Allah ada di dalam Kristus, mendamaikan dunia dengan diriNya, menjadi pendosa menggantikan kita. Kita dapat berkata, “Aku disalibkan dengan Kristus, hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus dalamku.”

 

Ketika kita mencapai tahap ini, hidup kita tidak lagi diwarnai dengan rasa sesal dan duka. Belenggu ketakutan telah dipatahkan dan suka cita surgawi dicurahkan. Allah bukanlah hakim yang penuh murka namun Bapa yang penuh kasih. Hidup yang dulunya dicekam ketakutan api neraka, sekarang dipenuhi sukacita surgawi sebagai pewaris Kerajaan Surga. Kematian tidak lagi menjadi momok yang menakutkan karena dunia ini hanyalah kediaman kita yang sementara. Tuhan telah menyediakan bagi kita kediaman yang kekal di surga.

 

“Di mana ada Roh Allah, di situ terdapat kebebasan.” Bukan saja sekedar bebas dari rasa bersalah dan ketakutan, tetapi juga dari dosa dan cengkeramannya. Kita bukan lagi berjuang melawan dosa tetapi sudah mengatasi, bukan lagi bertarung tetapi menaklukkan. Kita sudah mati dalam dosa tetapi hidup di dalam Tuhan. Dosa sudah tidak lagi memerintah dalam hidup kita, tidak juga terhadap kedagingan kita. Hidup bebas dari dosa membuat kita menjadi hamba kebenaran dan kesalehan.

Roh Allah senantiasa bekerja dalam diri kita untuk mengejar dan melakukan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan. Roh melingkupi hati kita dengan kasih Tuhan dan memampukan kita mengasihi sesama kita, dan memurnikan hati dari kecintaan terhadap hal-hal duniawi dan kedagingan serta kesombongan.

 

Refleksi:

Mari kita memeriksa diri kita: Apakah yang sedang memerintah jiwa kita saat ini? Apakah kasih kepada Tuhan? Ketakutan terhadap Tuhan? Atau kita sama sekali tidak peduli / cuek? Seringkali kita tidak sepenuhnya berada pada satu tahap saja; tapi bisa juga berada di antara tingkat legal dan alamiah. Atau, antara tingkat Injili (anugerah) dan tingkat legal. Biarlah mata hati kita boleh diterangi oleh anugerah Tuhan dan marilah kita serahkan hidup kita sepenuhnya agar dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Allah – Roh yang telah mengangkat kita menjadi Anak Allah dan pewaris Kerajaan Allah. Hidup dalam anugerah dan senantiasa mengejar hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan – hidup sebagaimana layaknya pewaris-pewaris kerajaan Allah (PLT).

Comments

Popular posts from this blog

DO YOU WANT TO GET WELL? “When Jesus saw him lying there and learned that he had been in this condition for a long time, he asked him, ‘ Do you want to get well?’ Then Jesus said to him, ‘G et up! Pick up your mat and walk. ’” ‭‭John‬ ‭5:6, 8‬ ‭NIV Do you want to get well? Jesus cares! He sees each and everyone of us. He cares to know us. He saw the crippled at the pool of Bethesda! He knew his struggle! And He sees you and me—He sees our struggles! His mercy comes to us even before we come and cry out to Him! He asked, ‘Do you want to get well?’ His grace heals far better than our human cures! Certainly much better than the cure of the pool of Bethesda! Do you want to get well? God wants to, not just cancel our sins! But, in the words of Charles Wesley, He also wants to “break the power of cancelled sin.” What are some power of cancelled sin that still crippling you? Do you want to get well—physically, emotionally, and spiritually? Jesus says, ‘Get up! Pick up your mat and wal
  聖靈的果子   和平 以弗所書 2:11-18 黄宝亮牧师   喜樂與平安就像雙胞胎。總是一起到來,有時是三胞胎:愛、喜樂與和平。保羅在他的書信中 21 次提到了 喜樂和 43 次和平。 喜樂與平安並非理所當然從基督教信仰蹦出來。上帝國度的主要標誌喜樂與平安存在於我們生活中的(羅馬書 14:17 “ 因為神的國不在乎吃喝,只在乎公義、和平,並聖靈中的喜樂 ” ) 約翰福音 14:27 “ 我留下平安給你們;我將我的平安賜給你們。我所賜的,不像世人所賜的。你們心裡不要憂愁,也不要膽怯 ” 喜樂與平安是我們事奉上帝和取悅上帝的方式,而不是使用焦慮和憂慮的方式。喜樂與平安是信心盼望的基本要素。 問題:聖靈賜予什麼樣的平安? 耶穌是和平 耶穌幫助我們與神和好( Peace with God ),藉著衪的死,衪使我們與神和好。我們所有的債務、罪孽和過失,都被祂的寶血洗淨。我們開啟與上帝一起生命的新篇章。 耶穌幫助我們與他人和好 (Peace with others) ,藉著衪的死,衪也拆毀了所有的隔離牆 — 對於以弗所的基督徒來說,就是遵守律法的猶太基督徒和被認為是野蠻、無神和疏遠的外邦人(希臘人)之間的文化牆。現在這兩個群體是 “ 一個家庭,一個身體 ” ,基督是元首。 指導方針不再是律法。而是耶穌基督,道成了肉身,住在我們中間。當我們閱讀聖經時,我們正在閱讀的是 “ 耶穌的生活 ” ,這將是我們生活的靈感和目標 — 要成爲像耶穌一樣。 我們越來越感受到地球的受傷、炎熱和兇猛的影響。 災難不斷來襲。我們如何才能與自然和其它創造物和平相處? 當基督使我們與神和好。我們生命始於新的一頁 “ 我們與上帝的生活故事 ” — 我們如何每天以基督的方式,和平的方式與基督一起生活,正如耶利米書 29:11 所寫的,我知道我向你們所懷的意念是賜平安的意念,不是降災禍的意念,要叫你們末後有指望。 耶穌賜給我們神的平安 (Peace of God) 當基督的靈住在我們裡面時,神的平安就住在我們裡面。不是世界所給予的和平。 當貧窮的時候,會擔心吃什麼,孩子的未來會怎樣。世界說,賺錢。當你就發財了,就沒有什麼讓你擔心的。是對的嗎? 已經很富有的人,擔心在哪裡儲藏他們的財富。是否我兒子將來能管理我留下的財
Cuma itu yang bisa saya lakukan, hanya kehadiran saja Saya jadi teringat: Musa meminta kepada Tuhan, " if your presence (kehadiran) does not go with us, do not send us from here " ( jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah menyuruh kami pergi dari tempat ini" (Kel 33:15) Kesibukan hidup menjadikan " kehadiran" menjadi sesuatu yg sulit kita berikan kepada orang lain, keluarga ( suami, istri, anak-anak, cucu2, atau orang tua) dan bahkan kepada Allah. Ironis, sama seperti Musa kita merindukan kehadiran Allah (hadiratNya) - kehadiran Roh Nya. Namun, apakah kita juga hadir di hadapanNya?  Ketika kita beribadah, baik sendiri maupun bersama-sama di gereja, apakah kita hadir di hadiratNya? secara jiwa, raga, hati, dan akal  budi? (Mar 12:30). Di hadapan orang-orang yang kita kasih? Ketika secara fisik kita hadir pun, perlu kita cek apakah Jiwa dan hati kita juga hadir di sana? Fenomena sekarang, ketika fisik sudah