Skip to main content

Catholic Spirit (1739) by John Wesley - an excerpt


2 Kings 10:15   15 Setelah pergi dari sana, bertemulah ia dengan Yonadab bin Rekhab yang datang menyongsong dia. Ia memberi salam kepadanya serta berkata: "Apakah hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau?" Jawab Yonadab: "Ya!" "Jika ya, berilah tanganmu!" Maka diberinyalah tangannya, lalu Yehu mengajak dia naik ke sampingnya ke dalam kereta.

Latar Belakang Khotbah:
Khotbah ini dibuat setelah Wesley kembali dari misi di Georgia di benua Amerika (1735-1737); misi yang telah banyak membuka wawasan dan pemikirannya. Seperti ucapannya yang terkenal, “untuk hal yang non-essensi, berikanlah kebebasan; untuk segala sesuatu yang mendasar, jagalah kesatuan; dan dalam segala sesuatu tunjukkanlah kemurahan. (In essential, unity; non-essential, liberty, in everything, charity). Khotbah ini menghimbau para Methodists untuk menjaga kesatuan dan tidak mudah terpecah belah untuk hal-hal yang tidak mendasar. Perbedaan pendapat sering menimbulkan perselisihan dan perpecahan, dan hanya kasih yang dapat menjembati semua ini.

Yehu dan Yonabad memiliki pendapat yang berbeda dalam banyak hal, khususnya mengenai tata cara beribadah tetapi Yehu tidak mempermasalahkan perbedaan ini. Yang terutama bagi Yehu adalah mereka memilik hati yang benar (jujur) terhadap satu dengan lain. Yehu adalah seorang politikus dan bukan tokoh agama panutan. Tetapi John Wesley mengambil ayat ini dengan memperhatikan bagaimana mereka menjembati perbedaan di antara mereka berdua. Perbedaan pendapat atau pun tata cara beribadah bukanlah hal yang mendasar. Yang terutama adalah hati yang terbuka untuk mengasihi Allah dan sesama.



Berbeda dengan ajaran orang saleh sebelumnya, “kasihilah sesamamu, orang yang engkau kenal, kolegamu, temanmu dan bencilah musuhmu. Tetapi Roh Katolik memungkinkan kita untuk mengasihi semua orang, “mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri” termasuk di dalamnya, “mengasihi musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;  28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Sehingga dunia tahu bahwa engkau adalah Anak Allah yang menciptakan sinar matahari menerangi mereka yang baik dan yang jahat, yang mengirimkan hujan kepada mereka yang adil dan lalim.

Semua manusia mengakui ini, tetapi apakah semua orang mempraktikkannya? Kehidupan sehari-hari menunjukkan kebalikannya. Di manakah orang Kristen yang “saling mengasihi” seperti perintah baru yang diberikan oleh Tuhan Yesus? Betapa banyaknya hambatan yang merintangi jalan kita! Dua hambatan yang utama, satu, mereka tidak mampu satu pikir, sehingga konsekuensinya, kedua, mereka tidak mampu melangkah bersama; dalam beberapa hal yang lebih sederhana apa yang mereka lakukan berbeda dengan apa yang ada dalam hati mereka.

 Meskipun perbedaan pendapat dan format ibadah mungkin menghambat kesatuan secara eksternal, tetapi haruskah hal-hal ini menjadi penghalang untuk kesatuan di dalam kasih? Meskipun kita tidak dapat sepikir, tidakkah kita bisa sama di dalam kasih? Tidakkah mungkin kita satu hati, meskipun kita tidak satu dalam pendapat? Tanpa diragukan, kita dapat. Di sinilah wujud kesatuan anak-anak Allah, tidak dikecoh dengan perbedaan-perbedaan kecil, mereka akan tetap akan menghadapi satu sama lain dengan kasih dan kebaikan.

Di sini kita dapat melihat teladan Yehu, terlepas dari karakternya yang rumit, satu hal yang dapat dipelajari oleh semua orang Kristen, “Setelah pergi dari sana, bertemulah ia dengan Yonadab bin Rekhab yang datang menyongsong dia. Ia memberi salam kepadanya serta berkata: "Apakah hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau?" Jawab Yonadab: "Ya!" "Jika ya, berilah tanganmu!"

Teks ini dengan sendirinya terbagi dua: Pertama, pertanyaan yang diajukan oleh Yehu kepada Yonadab, “Apakah hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau?” Kedua, dan tawaran yang diberikannya kepada Yonadab setelah mendengar jawabannya, “"Jika ya, berilah tanganmu!"”

 “Apakah hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau?”
Kalimat ini tidak melihat lebih lanjut pendapat Yonadab. Tetapi sesunggunya ia memiliki pendapat yang agak aneh yang telah mempengaruhi tindakannya, dan ia menekannya kepada anak cucunya. Hal ini dapat dilihat pada kitab Yeremia setelah berselang beberapa abad kemudian. (Yer 35:3-10). Yehu (meskipun tampak dari caranya yang rohani dan juga duniawi, berusaha mendesak) tidak memperhatikan dirinya dengan semua ini, tetapi Yonadab memegang janjinya. Mereka berdua tidak saling menyinggung perbedaan pendapat di antara mereka.

Banyak orang yang mungkin mempertahankan pendapat mereka sendiri; bahkan pendapat yang aneh seperti pendapat Yonadab. Kita tahu bahwa, tidak semua orang melihat sesuatu dengan perspektif yang sama. Sesuatu yang tidak bisa dihindarkan sebagai konsekuensi hal ini akan membatasi pengertian kita, orang-orang akan memiliki pendapat yang berbeda terhadap hal mengenai agama sama seperti mereka memiliki pendapat yang berbeda mengenai hal lain dalam hidup. Hal ini sudah ada sejak semula dan akan terus berlanjut sampai pada kesudahan dunia.

Semua orang boleh merasa yakin bahwa pendapatnya lah yang benar, tetapi ia juga harus menyadari, orang lain juga merasa pendapat dialah yang benar.  Meskipun ada kesalahan, kadang-kadang kesalahan ini tidak merasa sadari – karena ia tidak menyadari sikap “prejudice” (bias) terhadap sesuatu. Hal ini terjadi  karena pikiran yang kurang dewasa, dan tidak mudah untuk mengubah sesuatu yang sudah berakar dalam dirinya.

Setiap orang bijak, akan memberikan kebebasan berpikir dan tidak akan memaksakan pendapatnya saja. Jika demikian ia juga harus menerima semua pendapat orang lain. Ia harus merasakan bagaimana perasaan mereka yang berbeda pendapat dengannya, dan hanya meminta mereka yang ingin bersatu di dalam kasih dengan pertanyaan tunggal, “Apakah hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau?”

Hal kedua yang dapat kita amati ialah tidak ada penelitian dari format ibadah yang dilakukan Yonadab. Mungkin ada perbedaan yang besar antara Yehu dan Yonadab dalam hal ini. Yonadab dan seluruh anak cucunya menyembah Allah di Yerusalem. Sedangkan Yehu bukan di Yerusalem; Yehu lebih memberatkan politik negara daripada agama. Oleh karena itu, meskipun ia membunuh pada penyembah Baal dan memusnahkan Baal dari kehidupan orang Israel, tetapi sama seperti Yerobeam – supaya tidak bersusah payah ke Yerusalem, mereka menyembah anak lembu emas (2 Raja 10:29)

 Meskipun di tengah-tengah mereka yang memiliki hati yang benar, mereka yang tidak ingin menyakiti orang lain, dan pasti tidak bisa dihindari jika ada pendapat-pendapat yang berbeda, aka nada cara-cara yang berbeda untuk beribadah kepada Allah; pendapat yang berbeda akan menimbulkan praktik yang berbeda. Dan dalam sejarah manusia, manusia selalu memiliki pendapat yang berbeda mengenai Tuhan yang menimbulkan perbedaan yang menyolok dalam hal beribadah kepadaNya. Jika ini terjadi di dunia mereka yang belum mengenal Tuhan, hal ini tidak akan mengejutkan, karena mereka sama sekali tidak mengenal Tuhan, dan sudah barang tentu mereka tidak tahu bagaimana cara beribadah kepadanya. Tetapi tidakkah ini agak aneh dalam dunia Kristen, meskipun secara umum semua orang Kristen percaya bahwa “Allah adalah Roh dan mereka yang menyembahnya harus menyembahNya di dalam roh dan kebenaran” tetapi dalam kenyataan format ibadah mereka hampir sama bervariasinya dengan yang ditemukan dalam kehidupan mereka yang belum mengenal Tuhan.

Dan bagaimana kita harus memilih dari keanekaragaman ini? tidak ada yang dapat memilihkan untuk orang lain tetapi semua orang harus mengikuti suara nuraninya, suara yang sederhana namun suara yang mengikuti Tuhan. Ia harus merasa yakin dan melakukan yang terbaik. Tidak ada kekuasaan yang mampu melarang orang lain untuk berjalan menurut kehendaknya. Tuhan tidak memberikan hak kepada kita untuk menguasai suara nurani saudara kita; tetapi setiap orang harus memiliki pertimbangan sendiri dan setiap orang harus mempertanggungjawabkan pilihannya kepada Tuhan.

Meskipun semua pengikut Kristus sesuai dengan insitusi Kristen wajib menjadi anggota suatu Jemaat / gereja, tetapi tidak ada kuasa di bumi ini yang mewajibkan dirinya, kecuali hati nuraninya, untuk memilih Jemaat tertentu atau pun tata cara ibadah. (Dalam praktik di Inggris zaman John Wesley, berdasarkan tempat kelahirannya seseorang akan secara otomatis menjadi anggota gereja di mana ia dilahirkan dan kosekuensinya mengikuti tata cara ibadah yang ditetapkan oleh gereja tersebut. John Wesley sangat gigih mempertahankan tradisi tata cara ibadah Church of England, tetapi setelah perjalanannya ke Georgia, Amerika, ia melihat tidak perlu menjadi fanatic terhadap tata cara beribadah. Ket. Penerjemah)

 Saya juga tidak berani memaksakan tata cara ibadah saya kepada orang lain. Saya percaya bahwa ini adalah mendasar dan rasuli: tetapi bukan berarti keyakinan saya harus mengendalikan orang lain. Oleh karena itu, saya tidak akan meminta kepada mereka yang ingin saya rangkul dalam kesatuan kasih, apakah Anda dari gerejaku, dari jemaatku? Apakah Anda mempunyai sistem pemerintahan gereja yang sama dengan gerejaku? Apakah anda menggunakan format doa yang sama seperti doa kami dalam ibadah? Saya tidak akan bertanya, “Apakah Anda menerima Perjamuan Kudus seperti kami? Atau juga dalam hal baptisan, apakah anda hanya membaptis mereka anak-anak, bagaimana cara anda membaptis atau pun umur yang cocok untuk dibaptis. Saya juga tidak menanyakan Anda, apakah Anda melaksanakan Perjamuan Kudus dan Baptisan Kudus. Biarkanlah semua ini seperti apa adanya, jika diperlukan kita akan membahasnya pada waktu yang lebih sesuai, tetapi satu-satunya pertanyaanku di sini ialah, "Apakah hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau?"

Tetapi apa yang dimaksudkan dalam pertanyaan ini? Mengapa Yehu menekankan hal ini? dan bagaimana seorang pengikut Kristus memahaminya, ketika ia mengucapkan ini kepada saudara seimannya?

Yang pertama, Apakah hatimu jujur kepada Allah? Apakah Anda percaya kepada keberadaan Allah dan pada kesempurnaannya? Kekekalan, kehadirannya, hikmat, dan kuasanya? Keadilan, belas kasihan, dan kebenarannya? Apakah Anda percaya bahwa IA menopang segala sesuatu dengan kuasanya? Dan Ia berkuasa bahkan pada yang terkecil sekalipun, dan juga yang paling beracun sekalipun, untuk kemuliaanNya, dan demi kebaikan mereka yang mengasihinya?

Apakah engkau percaya Yesus Kristus adalah Allah untuk semua manusia? Apakah IA telah menyatakan hal ini dalam jiwamu? Apakah engkau mengenal Kristus yang disalibkan? Apakah IA berdiam di dalammu, dan engkau di dalam Dia? Apakah IA hadir dalam hatimu melalui iman?

Apakah imanmu penuh dengan kekuatan kasih? Engkau mengasihi Allah di atas segalanya, dengan segenap hatimu, segenap pikiranmu, segenap jiwamu dan segenap kekuatanmu? Apakah engkau mencari kebahagiaanmu di dalam Dia saja? Apakah engkau menemukan apa yang engkau cari? Apakah Jiwamu senantiasa memuliakan Tuhan dan roh mu bersukacita di dalam Tuhan, Juruselamatmu?  Apakah engkau bertekad melakukan ‘bukan kehendakku tetapi kehendakmu yang telah mengutus aku”

Apakah kasih Allah membatasi anda untuk melayaniNya dengan gentar dan bersukacita kepadanya dengan penuh hikmat? Apakah engkau lebih gentar untuk tidak menyenangkan Tuhan ataukah engkau lebih takut kepada kematian dan neraka? Apakah yang lebih menakutkan selain bertentangan dengan kemuliaannya?

Apakah hatimu jujur terhadap sesamamu? Apakah engkau mengasihi semua manusia seperti dirimu sendiri tanpa terkecuali? Jika kamu hanya mengasihi mereka yang mengasihi kamu apa yang kamu dapatkan? Apakah engkau mengasihi musuhmu? Apakah jiwamu penuh dengan niat baik, kasih yang lemah lembut terhadap mereka? Apakah engkau juga mengasihi musuh allah, mereka yang tidak kudus dan tidak tahu berterima kasih? Dapatkah engkau untuk sementara terkutuk demi kebaikan mereka? Dan engkau memperlihatkan ini dengan memberkati mereka yang mengutukmu dan berdoa bagi mereka yang menganiayamu?

Apakah engkau menunjukkan kasihmu melalui pekerjaanmu? Ketika engkau memiliki waktu dan kesempatan, engkau sesungguhnya melakukan kebaikan untuk semua orang, baik tetanggamu maupun orang asing, teman atau pun lawan, baik atau jahat? Apakah engkau melakukan semua yang baik yang dapat engkau lakukan, berusaha memberikan yang mereka butuhkan, mendukung mereka secara lahiriah dan batiniah dengan segenap kekuatanmu? Jika demikian biarlah semua orang Kristen berkata, dan jika engkau dengan sungguh2 menginginkan ini, dan mengikutinya sampai engkau mencapainya, dan inilah “hatimu jujur, sebagaimana hatiku jujur.”


 "Jika ya, berilah tanganmu!"
Bukan berarti “ikuti pendapatku.” Engkau tidak perlu mengikuti pendapatku: bukan itu yang kuharapkan. Saya juga tidak bermaksud, “Aku akan mengikuti pendapatmu.” Aku tidak dapat dan ini tidak tergantung pilihanku: saya tidak dapat berpikir lebih lanjut, bahwa saya dapat melihat atau mendengarkan, seperti yang kuharapkan. Peganglah pendapatmu; dan aku akan memegang pendapatku; seperti semula. Engkau tidak berlu berusaha untuk mendatangiku, atau membawa saya kepadamu. Aku tidak menginginkan perdebatan untuk hal-hal ini, atau pun mendengarkan atau membicarakannya. Biarlah semua pendapat seperti apa adanya, tetapi “berilah tanganmu kepadaku!”

Aku tidak bermaksud, “Ikutilah semua tata cara ibadahku” atau  “aku akan mengikuti caramu.” Hal ini juga tidak tergantung pada baik pilihan anda maupun pilihanku. Kita harus bertindak sebagaimana yang kita yakini. Peganglah dengan erat kepercayaanmu yang dapat diterima oleh Tuhan, dan aku akan melakukan hal yang sama. Aku percaya bentuk kepemimpinan Episkopal adalah bentuk yang alkitabiah dan apostolik. Jika engkau berpikir bahwa sistem Presbiterian ataupun yang independen lebih baik, peganglah keyakinanmu dan berbuatlah seperti yang kamu yakini. Aku percaya bahwa anak-anak harus dibaptis; baik dengan baptis percik atau pun selam. Tetapi bila engkau tidak yakin, ikutilah keyakinamu. Aku juga yakin bahwa format-format doa adalah yang terbaik, khususnya doa di hadapan jemaat. Tetapi jika engkau merasa doa spontan adalah lebih baik, lakukanlah apa yang menurutmu pertimbanganmu. …. Aku tidak ingin berdebat dengamu tentang hal-hal ini. Pinggirkanlah semua poin-poin kecil ini. Jangan pernah membiarkan mereka menghalangi “"Apakah hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau?" jika kamu mengasihi Allah dan semua manusia, aku hanya meminta “berilah tanganmu kepadaku!"

Yang saya maksudkan di sini, pertama, tidak hanya mengasihi semua orang, semua musuh, sekalipun musuh Allh, mereka yang membencimu, dan memanfaatkanmu atau pun menganiayamu, bukan hanya karena engkau adalah pendatang, tetapi sebagai orang yang mengetahui apa yang baik dan jahat—aku tidak puas dengan ini, “Jika hatimu jujur kepadaku seperti hatiku terhadap engkau” maka kasihilah aku dengan kasih yang lemah lembut, sebagai seorang sahabat yang lebih dekat daripada seorang saudara, sebagai seorang saudara di dalam Kristus, sebagai sesame warga Yerusalem Baru, sebagai serdadu yang bertugas di medan yang sama di bawah Kapten keselamatan kita. Kasihilah aku sebagai sahabat di dalam kerajaan dan

Kasihilah aku (lebih dari yang engkau berikan kepada orang lain (dengan kasih yang panjang sabar, baik, sabar, … jika aku bebal atau sesat dari jalanku, dampingilah aku dan jangan menambah bebanku, dengan kasih yang lembut dan penuh belas kasihan, kasih yang tidak cemburu, meskipun ketika Allah memakmurkanku lebih dari yang diberikan kepadamu. Kasihilah aku dengan kasih yang tidak dapat tergoncangkan, baik karena kepandiranku atau pun kenajisanku; meskipun tindakanku (jika kadang-kadang muncul) bertentangan dengan kehendak Allah. Kasihilah aku dengan tidak memikirkan hal yang buruk terhadapku; menjauhkan segala kecemburuan dan kejahatan. Kasihi aku dengan kasih yang menutupi segala sesuatu; yang tidak pernah menyingkapkan kesalahan atau pun cacat yang kumiliki; kasih yang percaya segala sesuatu, selalu bersedia untuk memikirkan yang terbaik, memberikan konstruksi yang sesuai di dalam segala perkataan dan tindakanku, -- kasih yang mengharapkan segala sesuatu, apakah itu sesuatu yang belum pernah dilakukan, atau dilakukan dengan keadaan yang tidak berkaitan, setidaknya, lakukanlah dengan itikad yang baik. Dan sampai akhirnya, apa yang mungkin terhilang, dengan anugerah Allah, dapat diperbaiki, dan apa pun yang diinginkan dapat dipenuhi, lmelalui kekayaan belasa kasihan Yesus Kristus.

Maksudku, Kedua, pertaruhkan lah aku kepada Allah dalam semua doamu; bergumullah denganNya bagiku, dan IA akan segera memperbaiki kekurangan dalam diriku, dan memenuhi apa yang kubutuhkan. Dalam kedekatanmu dengan tahta Anugerah, mohonlah kepadanya supaya hatiku dapat jujur seperti hatimu jujur adanya, lebih jujur kepada Allah dan kepada orang lain; sehingga aku dapa memiliki keyakinan penuh terhadap hal-hal yang tidak tampak, dan lebih mampu melihat kasih Allah di dalam Yesus Kristus; dan lebih mampu berjalan dengan iman, bukan dengan pandangan, dan lebih tanggap terhadap hal-hal yang kekal. Doakanlah supaya kasih Allah dan kepada sesama dapat memenuhi hatiku, supaya aku dapat menjadi lebih sungguh-sungguh dan aktif dalam melakukan kehendak Allah di surga, lebih sungguh-sungguh untuk pekerjaan baik, dan lebih hati-hati untuk tidak terlibat dalam segala bentuk kejahatan.

Ketiga, tergurlah aku untuk melakukan kebaikan dan mengasihi. Seperti doamu untukku, dalam setiap kesempatan, berbicalah kepadaku, dengan kasih segala sesuatu yang engkau yakin berguna untuk kesehatan jiwaku.  Tunjukkan pekerjaan yang telah diberikan Tuhan kepadaku, dan tunjukkan kepadaku bagaimana melakukannya lebih sempurna lagi. Tepuklah aku dengan penuh bersahabat dan tegurlah aku ketika engkau melihat aku lebih melakukan kehendakku sendiri daripada kehendak IA yang telah mengutusku. Tegurlah dan jangan biarkan segala sesuatu menurutmu dapat memperbaiki kesalahanku dan mengurangi kelemahanku, dan dapat membangunku di dalam kasih dan membuat saya lebih kuat untuk dapat dipakai oleh Tuhan.

Terakhir, kasihilah aku bukan hanya dengan perkataan, tetapi dalam kebenaran dan perbuatan. Sejauh dalam hati nuranimu engkau dapat (mempertahankan pendapatmu, dan tata cara mu beribadah kepada Tuhan), bergabunglah denganku untuk pekerjaan Tuhan, dan mari saling bergandengan tangan. Di mana pun anda berada, dengan perkataanmu pujilah semua pekerjaan Tuhan, semua yang bekerja bagiNya serta mereka yang memberitakan firmanNya. Dan jika masih dalam kekuasaanmu, bukan saja bersimpati dengan mereka yang sedang dalam kesulitan dan tertekan, tetapi hiburlah mereka dengan pertolongan yang nyata sehingga mereka juga dapat memuliakan Tuhan.

Dua hal yang harus diamati berkaitan dengan hal di atas, pertama, siapa saja yang mengasihi , dalam posisi mengasihi, apakah secara rohani maupun bantuan sementara, saya menyatakan bahwa ia memiliki hati yang jujur, dan aku sehati dengannya, seperti halnya saya juga siap dengan anugerah Allah, sesuai dengan kemampuanku memberikan kepadanya; kepada yang lain, bukan saja untuk diriku, tetapi untuk semua orang yang hatinya benar terhadap Allah dan manusia, sehingga kita dapat mengasihi semura orang sebagaiman Kristus telah mengasihi kita.


Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari semua  diatas, kita dapat mempelajari apa yang disebut dengan Roh yang Universal

1. Roh Katolik bukanlah suatu ajaran gereja yang spekulatif. Bukan juga tidak bergeming terhadap semua pendapat; bukan hasil dari neraka maupun surga. Semua ini adalah pikiran yang belum menetap, terombang-ambing oleh segala rupa pengajaran. Kutukan yang besar, bukan berkat, musuh yang tidak dapat dikawani lagi, bukanlah seorang teman bagi kekatolikan. Seseorang dengan roh katolik yang benar sama seperti matahari dalam memberikan penilaian terhadap doktrin-doktrin Kristen. Ia akan selalu siap mendengar dan mempertimbangkan segala sesuatu yang bertentangan dengan prinsip-prinsipnya, tetapi ini tidak membuat pikirannya menjadi berubah. Ia tidak juga akan berada di antara dua pendapat, dan tidak mampu memutuskan di mana ia harus berdiri. Engkau tidak bisa mengaku memiliki Roh Katolik hanya karena engkau memiliki pemahaman yang tidak jelas dan kabur dan tidak dapat menetapkan pendirian atau pun prinsip yang tetap, kamu hanya merangkul semua pendapat yang ada. Sadarlah, sesungguhnya kamu sudah kehilangan arah, kamu tidak tahu di mana posisimu. Engkau merasa sudah memiliki Roh Kristus, tetapi sebenarnya mungkin sudah mendekati roh anti-Kristus, pertama-tama, pelajarilah semua unsur-unsur utama dalam Injil Kristus baru kemudain belajar untuk memiliki Roh Katolik yang benar.

2. Roh Katolik bukanlah ajaran gereja yang tidak praktis. Bukan juga tidak bergeming terhadap ibadah, atau pun semua tata cara ibadah. Seorang yang memiliki Roh Katolik akan mempertimbangkan segala sesuatu dalam keseimbangan, tidak ragu, tidak hanya mengalihkan perhatian, terhadap tata cara iadah yang diikutinya. Ia sepenuhnya yakin, bahwa tata cara ibadahnya adalah rasional dan alkitabiah. Ia tahu bahwa tidak ada tata cara ibadah yang lebih rasional dan alkitabiah dari yang dijalaninya. Sehingga tanpa ragu-ragu ia akan menganut tata cara ini dan memuji-muji Tuhan dalam ibadahnya.

3. Roh Katolik bukan juga cuek (tidak peduli) terhadap semua jemaat. Mereka yang memiliki Roh Katolik adalah bagian dari suatu jemaat. Menjadi bagian dari suatu persekutuan baik dalam roh maupun keanggotaan. Mereka mengikuti semua peraturan yang ditetapkan Tuhan, mereka menerima perjamuan. Mereka mengikuti ibadah, doa bersama. Mereka bersukacita mendengar kata ‘rekonsiliasi’ injil Kristus.  

4. Orang yang memiliki Roh Katolk, meskipun percaya bahwa tata cara ibadahnya adalah yang paling dapat diterima Allah, dan memiliki ikatan yang baik dengan jemaatnya, namun ia memiliki hati yang mengasihi semua orang; baik yang dikenal maupun tidak, ia merangkul dengan penuh kasih baik tetangga maupun orang asing, kawan maupun lawan. Inilah kasih yang katolik atau universal. Dan inilah buah dari roh yang katolik. Hanya kasih saja yang dapat membuat hal ini tejadi, kasih yang katolik  adalah roh yang katolik.

5. Seseorang yang memiliki roh katolik, akan memberikan tangannya kepada semua orang yang hatinya benar: yaitu ia yang tahu menghargai dan memuji Tuhan, segala kebaikan yang dinikmatinya berasal dari Tuhan, tata cara beribadah alkitabiah yang benar, dan kesatuannya dengan jemaat, takut kepada Tuhan dan mengerjakan yang benar; menghargai semua berkat Tuhan, mengasihi teman sebagai saudara dalam Tuhan, sebagai anak Tuhan, dan. (Diterjemahkan oleh Pdt. Dr. The Paw Liang)

Comments

Popular posts from this blog

Elok Rupa vs Elok Hati

oleh: Pdt. Dr. The Paw Liang  Seandainya Musa tidak cantik….. Tuhan mendengar seruan dan tangisan bangsa Israel di Mesir. Tuhan berbelas kasihan dan memutuskan untuk menghentikan penderitaan mereka. IA merencanakan dan mempersiapkan rencananya, Musa dipakai untuk melepaskan bangsaNya. Apakah Musa dipilih dari sekian banyak bayi laki-laki yang lahir atau kah memang sudah direncanakan oleh Tuhan sebelum Musa lahir bahwa pemimpin ini akan lahir dari suku Lewi, dari keluarga Amran dan Yokhebed. Ketika Musa lahir, Alkitab mencatat, “Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. (Kel 2:2). Harun, abang Musa lahir sebelum Firaun mengeluarkan dekrit untuk membunuh bayi-bayi laki-laki Ibrani. Harun tiga tahun lebih tua dari Musa, adakah bayi lain yang lahir di antara mereka berdua? Tidak ada kepastian dalam hal ini. Namun sepertinya ada penekanan, “ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik …” tidak tega orang tuanya membunuhnya, maka disembunyikanlah bayi i...
“BECOMING A DISCIPLE-MAKING CHURCH” Matt 28: 18 – 20 & 1 John 2: 6—Preacher: Ps Paw Liang In my visit to Shechem in 2015, our tour guide told us that the whole population of Samaria only 700 people. Since they did not marry people from other ethnic groups, they have produced unhealthy offspring. Thankfully the High Priest has amended their law and allowed them to marry men or women from other ethnic groups. Likewise, the church might have unknowingly focus too much on the internal affairs (become incestuous) and forgot Jesus’s commission: Go, and make disciples of all nations. The early church were growing well. Acts 2 shows us they were keen in learning the word of God, worshipping and praying together, enjoying the favour of each other. Their lives attract people to Christ, “praising God and enjoying the favor of all the people. And the Lord added to their number daily those who were being saved.”  Jesus calls us to become His disciples and to make disciples. Discip...
DO YOU WANT TO GET WELL? “When Jesus saw him lying there and learned that he had been in this condition for a long time, he asked him, ‘ Do you want to get well?’ Then Jesus said to him, ‘G et up! Pick up your mat and walk. ’” ‭‭John‬ ‭5:6, 8‬ ‭NIV Do you want to get well? Jesus cares! He sees each and everyone of us. He cares to know us. He saw the crippled at the pool of Bethesda! He knew his struggle! And He sees you and me—He sees our struggles! His mercy comes to us even before we come and cry out to Him! He asked, ‘Do you want to get well?’ His grace heals far better than our human cures! Certainly much better than the cure of the pool of Bethesda! Do you want to get well? God wants to, not just cancel our sins! But, in the words of Charles Wesley, He also wants to “break the power of cancelled sin.” What are some power of cancelled sin that still crippling you? Do you want to get well—physically, emotionally, and spiritually? Jesus says, ‘Get up! Pick up your mat and...